BAB I.
PENDAHULUAN
1.
LATAR
PEMBUATAN USAHA BELAKANG
Manusia yang hidup sudah menjadi semacam suatu
kewajiban untuk bertahan hidup ditengah-tengah masyarakat. Untuk bertahan hidup
manusia perlu berinteraksi dengan sesame manusia lain, terutama dalam menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan.
Dewasa ini lahan pekerjaan semakin bertambah, tetapi
dengan banyaknya jumlah penduduk, peluang untuk mendapatkan pekerjaan jadi
semakin kecil. Untuk itu, ada baiknya, setiap manusia mampu berdiri sendiri
dengan usahanya dalam bertahan hidup.
Usaha dalam bertahan hidup itu diantaranya dengan
membuka sendiri lahan usaha baru untuk kita tekuni. Dengan mempertimbangkan
segala sesuatunya, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang,
yang tidak hanya diciptakan oleh kita, tetapi untuk mempermudah juga dilihat
dari aspek lingkungan.
Ada berbagai macam lahan usaha yang dapat dilakukan,
diantaranya adalah usaha pembuatan kripik singkong seperti apa yang akan
penulis paparkan dalam makalah ini.
2.
IDENTIFIKASI
PEMBUATAN USAHA
Pembuatan usaha baru yang kita rintis sebaiknya
mempertimbangkan beberapa hal yang akan mendasari usaha kita tersebut,
diantranya adalah untuk apa kita melukan kegiatan usaha yang dimaksud, apa saja
hal yang kira-kira menjadi rintangan dan hal-hal yang dapat meringankan usaha
kita tersebut, dan bagaimana kemungkinan keuntungan yang dapat kita peroleh
dengan membuka usaha tersebut.
3.
TUJUAN
MEMBUAT USAHA
Adapun tujuan kita untuk mendirikan suatu usaha
adalah selain untuk bertahan hidup, lebih khusus lagi kita mencari laba atau
untung dari usaha yang kita lakukan tersebut. Disamping itu, lebih jauh lagi,
kita berharap dapat membuat lapangan kerja sendiri dan jika memungkinkan, kita
dapat menyediakan lapangan kerja untuk orang lain.
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
dan diharapkan dapat memanfaatkannya khusunya dalam suatu pemilihan usaha.
BAB II.
PEMBUKAAN USAHA PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG
1.
PROSPEKTIF
MASA DEPAN
Usaha ini
sangatlah bagus dan cerah karena usaha yang dijalankan ini sudah mulai
ditinggalkan orang. Ciri produk yang khas yang dimiliki oleh perusahaan,
membuat daya tarik tersendiri akan usaha ini, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Dengan sistem
manajemen dan kontrol kualitas yang terjaga, maka usaha ini akan cukup
berpotensi hingga masa yang akan datang. Dengan menajemen yang diterapkan pada
tiap bagian dari usaha ini, dari mulai manajemen dalam bahan baku, produksi,
hingga pemasaran, maka usaha apapun akan dapat bertahan menghadapi persaingan
baik dengan sesama produsen keripik singkong maupun bersaing dengan produk baru
lainnya.
Disamping itu,
karena keripik singkong merupakan jenis makanan yang sudah umum di masyarakat
sehingga dalam hal pangsa pasarnya tidak akan diragukan lagi.
2.
ANALISIS
PERSAINGAN
Seorang
pengusaha harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga usaha
yang dijalankannya tidak mengalami kegagalan ditengah jalan. Persaingan dengan
perusahaan lain akan dapat diatasi dengan langkah-langkah yang terencana denan
baik dan matang yang diantaranya adalah melakukan efisiensi dan peningkatan
kualitas produk yang kita buat, yang dalam hal ini proses produksi keripik
singkong, dilakukan dengan cepat tanpa mengabaikan rasa dan rupa dari keripik
singkong tersebut.
Efisiensi
dapat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga terampil atau tenaga yang telah
dilatih dalam hal pembuatan keripik singkong. Mulai dari penyiapan bahan baku
hingga pengirisan yang dilanjutkan dengan penggorengan.
Dalam
produksi bahan makanan sangat perlu diperhatikan cita rasa dan rupa. Cita rasa
yang tinggi tanpa memperhatikan rupa, akan kurang berhasil, begitupun
sebaliknya. Packing atau pengemasan produk yang elegan dan unik akan memberi
nilai jual tersendiri. Dalam keyataan, kebanyakan produk yang dikemas, hampir
40% biaya produksi adalah untuk kemasan, sedangkan sisanya adalah untuk bahan
baku dan tenaga kerja.
Bermunculannya
produsen jenis makanan ringan juga akan memberikan persaingan tersendiri
walaupun dari segmen produksi yang berbeda, tetapi untuk segmen makanan ringan
hal ini akan sangat memanaskan persaingan.
3. SEGMENTASI PASAR
YANG AKAN DIMASUKI
Segemen
pasar yang diincar adalah kalangan bawah hingga atas, dimana keripik singkong
dapat dimakan oleh siapapun, tidak terkecuali kalangan atas.
Produk yang dihasilkan berupa keripik singkong akan dipasarkan dengan cara
penitipan ke pengecer yang bisa berupa warung atau toko makanan maupun toko
biasa. Selain itu keripik singkong yang dihasilkan dapat dipasarkan melalui
door to door langsung ke konsumen akhir.
Keripik singkong dapat juga dipasarkan dengan
dengan cara order pemesanan. Hal ini biasanya untuk pemesanan partai yang agak
besar, dalam hal ini dilakukan oleh distributor. Lebih jauh lagi, dengan
pengemasan yang merstandar tinggi, produk keripik singkong ini dapat menembus
pemasaran di super market ataupun bahkan skala ekspor ke luar negeri.
Dengan
kemasan yang dibuat sedemikian rupa hingga dapat terlihat elegan, maka kalangan
atas yang biasanya mempertimbangkan gengsi, tidak akan ragu untuk membeli
keripik singkong yang bersangkutan walaupun harga jualnya jadi akan lebih
membengkak.
4. ESTIMASI KELANCARAN USAHA
Kelancaran suatu usaha tidak hanya ditentukan dari
lancarnya penjualan, tetapi juga ditentukan oleh proses produksi follow-up-nya.
Dengan lancarnya penjualan secara otomatis juga memerlukan proses produksi yang
juga tidak terhambat.
Kelancaran produksi bisa ditentukan oleh penggunaan
permesinan yang dapat menghemat upah tenaga kerja dengan tingkat produksi yang
juga tinggi. Selain ditentukan oleh penggunaan permesinan, kelancaran produksi
juga dapat ditentukan oleh tenaga produksi yang telah terampil dan mampu
berdisiplin hingga bisa mencapai target produksi sesuai dengan order penjualan.
Kelancaran produksi tidak akan terlepas dari
kelancaran suplai bahan baku. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan adalah berupa
ubi batang atau singkong. Dewasa ini memang penanaman singkong sudah tidak
banyak dilakukan oleh para petani. Singkong hanya dijadikan sebagai tanaman
penyelang pada tanaman utama sepeti pada palawija.
Untuk itu perlu dipikirkan untuk mempunyai sumber bahan baku sendiri. Salah
satu caranya yaitu bisa dengan memiliki lahan kebun sendiri, atau bekerjasama
dengan petani yang bersedia menanam singkong secara khusus.
Hal ini untuk menjaga agar produksi tidak berhenti.
Sebagai penunjang kelancaran usaha, khususnya dalam hal proses produksi,
kelancaran suplai bahan baku ini sangat perlu untuk diperhatikan. Cadangan
bahan baku perlu dipertimbangkan untuk proses produksi hingga paling tidak 5
hari. Hal ini untuk menjaga jika terjadi hambatan dalam penyediaan bahan baku.
Karena singkong merupakan bahan yang dapat busuk,
maka perlu dijaga dan diketahui batas kualitas singkong yang baik untuk
dijadikan bahan baku.
Kantung plastik, alumunium foil, atau bahkan foam-box yang biasa digunakan
untuk kemasan makanan, kadang hanya berupa kemasan standar dan kurang sesuai
untuk digunakan dalam mengemas jenis produk seperti keripik singkong. Untuk itu
perlu dipikirkan cara pengadaan kemasan ini disesuaikan dengan produk keripik
singkong yang dihasilkan, jika diperlukan harus dipikirkan pembuatan sendiri kemasan
yang lain dari yang lain.
5. PENETAPAN
HARGA JUAL
Penetapan harga jual dilakukan
dengan cara memperhitungkan harga bahan baku, upah pekerja, proses produksi,
pengemasan, pemasaran dan jika perlu diperhitungkan pula biaya promosi dan
transportasi.
Semua harga yang telah teridentifikasi dapat dihitung hingga bisa didapat harga
satuan minimal (modal yang digunakan). Selanjutnya kita dapat menentukan harga
jual setalah diperhitungkan dengan keuntungan yang ingin kita peroleh.
Penetapan harga ini sangat perlu
dilakukan untuk standarisasi penjualan, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan
yang signifikan antara harga produk yang harus dibayar konsumen secara langsung
dengan harga produk setelah melalui distributor atau agen.
Dalam penetapan harga jual ini kita
juga harus realistis. Jika ditentukan terlalu tinggi maka konsumen akan
mempertimbangkan kembali untuk membeli produk kita dan lebih jauh lagi mereka
akan lari ke produk lain yang sejenis. Hal tersebut tentu tidak ingin terjadi.
Untuk itu perlu diperhitungkan harga jual produk dari produsen lain.
BAB III.
PEMBUATAN KERIPIK UBI KAYU (KERIPIK
SINGKONG)
Keripik
merupakan salah satu camilan favorit yang pastinya disukai oleh banyak orang.
Salah satu jenis keripik yang paling diminati adalah keripik singkong. Meski
banyak yang bilang kalau membuat keripik singkong itu mudah, tapi jika
menggunakan cara yang salah keripiknya pasti tidak akan renyah. Kebanyakan
orang membuat keripik singkong selalu mengeluh hasilnya tidak bagus. Mulai dari
tidak gurih dan renyah serta ukurannya menciut. Ada juga yang mengatakan kalau
saat digoreng keripik singkong malah bertumpukan dan susah dipisahkan.
Sebenarnya apa yang salah? Berikut cara membuat keripik singkong yang renyah
dan gurih:
1. Bahan Pembuatan Keripik singkong:
a. Ubi
kayu/singkong (pastikan yang masih segar dan berukuran besar dan isinya
berwarna putih tidak ungu) sebanyak 80 kg
b. Bawang putih
1 kg
c. Garam 0,25 kg
d. Air kapur
sirih
120 gram (dilarutkan dengan air)
e. Air 100 Liter (untuk mencuci ubi)
f.
Minyak goreng 4,5 Liter
2. Cara membuat:
a.
Kupas singkong dan pisahkan dari kulitnya kemudan cuci
hingga bersih.
b.
Potong-potong atau iris tipis singkong yang sudah
bersih dengan menggunakan mesin pengiris. Pastikan irisan harus tipis dan rata
agar tidak keras.
c.
Haluskan bawang putih dan garam, lalu masukkan dalam
air secukupnya, tambahkan air kapur sirih sedikit saja (sekitar 1 sendok
makan).
d.
Masukkan irisan singkong ke dalam air yang sudah
dibumbui lalu rendam (sekitar ½ jam atau semalaman) agar bumbu bisa meresap,
setelah itu tiriskan.
e.
Keringanginkan singkong yang habis direndam tersebut
sampai benar-benar kering
f.
Siapkan dua tempat penggorengan, satu dengan minyak
dengan suhu sedang (goreng sampai setengah matang) dan yang satunya lagi dengan
minyak yang sudah panas (goreng sampai matang).
g.
Setelah melalui tahap penggorengan, kripik didinginkan
dan dikemas dalam kemasan plastik.
h.
Keripik siap dipasarkan.
BAB IV.
PENUTUP
Dari tulisan yang telah penulis
uraikan di atas dapat ditarik benang merah dalam merintis usaha pembuatan
keripik singkong, diantaranya adalah bahwa dalam merintis suatu usaha ada baiknya
direncanakan secara matang baik ditinjau dari prospek masa depan maupun sistem
manajemen yang dapat dilakukan untuk mengelola usaha yang bersangkutan.
Selain itu perlu pula dipikirkan
dan diperhitungkan tentang prospek persaingan, segmentasi pasar dan kelancaran
usahanya.
Khusus untuk pengelolaan usaha pembuatan keripik singkong ini, perlu
diperhatikan ketersediaan bahan baku berupa singkong beserta sifat dari
singkong itu sendiri yang dapat membusuk.
Penetapan harga jual merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam suatu usaha. Harga harus
realistis tetapi tidak melupakan modal yang dikeluarkan untuk melakukan usaha
yang bersangkutan tersebut.